Identify About Books Roro Mendut (Trilogi Roro Mendut #1)
Title | : | Roro Mendut (Trilogi Roro Mendut #1) |
Author | : | Y.B. Mangunwijaya |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | Anniversary Edition |
Pages | : | Pages: 400 pages |
Published | : | 1983 by PT Gramedia |
Categories | : | Novels. Asian Literature. Indonesian Literature. Fiction. Historical. Historical Fiction |
Y.B. Mangunwijaya
Paperback | Pages: 400 pages Rating: 4.06 | 412 Users | 36 Reviews
Explanation As Books Roro Mendut (Trilogi Roro Mendut #1)
Bagian pertama dari trilogi Roro Mendut-Gendhuk Duku-Lusi Lindri yang ditulis oleh Y.B. MangunwijayaRoro Mendut, perempuan rayahan yang menolak diperistri oleh Tumenggung Wiroguno demi cintanya kepada Pronocitro. Dibesarkan di dusun Telukcikal, kampung nelayan pantai utara Jawa, Mendut tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan tak pernah ragu menyuarakan isi pikirannya.
Sosoknya dianggap menyimpang dari tatanan di lingkungan istana di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh. Tetapi ia tak gentar. Baginya, lebih baik menyambut ajal di ujung keris Sang Tumenggung daripada dipaksa melayani nafsu panglima tua itu.
Particularize Books In Favor Of Roro Mendut (Trilogi Roro Mendut #1)
Original Title: | Roro Mendut: Novel Sejarah versi Y.B. Mangunwijaya |
Edition Language: | Indonesian |
Series: | Trilogi Roro Mendut #1 |
Characters: | Roro Mendut, Pronocitro, Wiroguno, Genduk Duku, Lusi Lindri |
Rating About Books Roro Mendut (Trilogi Roro Mendut #1)
Ratings: 4.06 From 412 Users | 36 ReviewsRate About Books Roro Mendut (Trilogi Roro Mendut #1)
Roro MendutYB. MangunwijayaPT Gramedia Pustaka UtamaJakarta, 2008ISBN 978-979-22-3583-8799 halamanBuku karya YB Mangunwijaya atau yang lebih dikenal dengan Romo Mangun ini merupakan trilogi dari novel Roro Mendut, Genduk Duku dan Lusi Lindri. Melalui tiga tokoh berbeda generasi (Mendut, Duku dan Lusi), Romo Mangun menggugat sisi dominasi keraton terhadap daerah pinggiran khususnya daerah pantai dan dominasi pria terhadap perempuan. Keraton Mataram yang merupakan simbolisme daerah pegununganPenulisan yang jujur.Setiap perasaan,setiap peristiwa yang dikupas bernafaskan kejujuran.Polos.Menggentarkan.Saya banyak menemukan referensi kebudayaan Jawa yang berserakan sepanjang perjalanan membaca dansaya menikmatinya! Terutama pada bagian-bagian yang menggunakan bahasa Jawa. Meski ada beberapa bagian yang luput diterjemahkan,tapi setidaknya hanya pada obrolan-obrolan kecil. Tidak terlalu mengganggu pemahaman secara keseluruhan. Mungkin malah mengundang rasa ingin tahu lebih banyak.Tapi
Tumenggung Wiraguna (Panglima terkuat kerajaan Mataram) tak menyangka akan menemukan sosok yang memberikan perlawan segarang Harimau kepada para prajuritnya dalam diri seorang gadis remaja saat dia menghancurkan pemberontakan Adipati Pati. Di usianya yang mulai senja, dia menemukan tujuan dan harapan hidupnya pada gadis pemberani di hadapannya, calon ibu yang berpotensi akan menghasilkan putra penerus yang lebih kuat daripada dirinya. Mendut hanyalah gadis remaja desa pantai yang tumbuh liar.
Tragis. Kisah cinta yang sungguh tragis memang. Rara Mendut sang putri boyongan dari Pati bahkan hanya bertemu Pranacitra kekasih hatinya dalam hitungan hari. Sebelum maut akhirnya menyatukan mereka dalam cinta.Tapi Rara Mendut itu perempuan hebat. Berani. Mandiri. Berpendirian. Teguh. Demikianlah harusnya perempuan. Ya, aku setuju dengan penggambaran karakter perempuan dalam sosok Rara Mendut di novel karya Romo Mangun ini.
Aduh jaman dulu banget gw baca inijaman SMA jaman2 aku baca buku2 sastranovelnya bagus bangetbener2 down to earth dengan pengungkapan kebudayaan jawadan tata bahasa yang keren.....mau beli yang cetak ulang ahhh
Update 1 Juni 2008Inilah Mendut, gadis pantai yang terpaksa diboyong ke pedalaman. Kontestasi budaya pantai dan pedalaman. Kontestasi tentang halus dan kasar, tentang urakan dan miyayeni. Semuanya berlangsung di tengah bangkitnya sebuah dinasti (baru) di tanah Jawa. Naratornya Romo Mangun.Baru memasukin bab Wiraguna gandrung. Ceritanya ada yang mirip dengan laporan Kapiten Jambi, seorang utusan Belanda yang sahabat Amangkurat I. Romo Mangun mengutip kekaguman Kapiten Jambi akan keterampilan
Cerita roman sejarah yang begini ini yang angat menggugah hati kita untuk tetap mencintai budaya kita, asal-usul kita ....
0 Comments